BSIP BERKARYA: BIMTEK SERI 6 KAPASITAS KTK TANAH DAN IMPLIKASI PENGELOLAANNYA UNTUK PERTANIAN
Senin 26 Juni 2023, Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk (BPSI Tanah dan Pupuk) telah menyelenggarakan Bimtek seri 6 secara online/virtual dengan topik “KapasitasTukar Kation (KTK) Tanah dan Implikasi Pengelolaannya untuk Pertanian” dengan narasumber Dr. Linca Anggria dan Moderator Dr. Ir. I Gusti Made Subiksa. Bimtek ini diikuti oleh hampir 200 peserta secara virtual dari kalangan mahasiswa, akademisi, peneliti, dosen, pegawai swasta, penyuluh, dan sebagainya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala BPSI Tanah dan Pupuk Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc. Dalam sambutannya, Dr. Ladiyani memaparkan pentingnya mengetahui tentang KTK (Kapasitas Tukar Kation) yang menjadi salah satu indikator kesuburan tanah sehingga mampu meningkatkan potensi produksi di lahan pertanian. Selain itu juga, pentingnya menjaga lahan pertanian dan pengelolaanya dengan baik karena tanah sebagai salah satu sumberdaya alam yang penting.
Selanjutnya materi dari Dr. Linca tentang salah satu karakteristik penting yang menentukan tingkat kesuburan tanah adalah KTK. Salah satu definisi KTK merupakan ukuran total muatan negatif dalam tanah yang menjerap kation nutrisi tanaman seperti kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+) dan kalium (K+). KTK juga berperan sebagai salah satu faktor penentu dalam klasifikasi tanah.
Berdasarkan sumber muatan negatif tanah (liat), nilai KTK tanah dibedakan menjadi 2 yaitu KTK muatan permanen (mekanisme substitusi isomorf) dan KTK muatan tidak permanen (mekanisme patahan). Selain itu juga Dr. Linca menjelaskan tentang kelompok kation dalam komplek jerapan koloid yaitu kation asam (H+ dan Al3+) dan kation basa (Ca2+, Mg2+, K+ dan Na+). Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang bermuatan negatif, KTK ada 3 kelompok yaitu KTK koloid anorganik atau KTK liat tanah, KTK Total dan KTK koloid organik atau KTK bahan organik tanah. Implikasinya untuk pengelolaannya untuk pertanian yaitu (a) semakin tinggi KTK semakin banyak tanah liat atau bahan organik yang ada di dalam tanah; (b) tanah dengan KTK tinggi memiliki kapasitas menahan air lebih besar daripada KTK rendah; (c) KTK sangat penting untuk produktivitas tanaman karena mempengaruhi berapa jumlah hara tanaman yang ditahan dan tersedia di dalam tanah; (d) tanah dengan KTK rendah tidak dapat menahan dan mempertahankan terlalu banyak unsur hara penting ammonium (NH4+),Ca2+, Mg2+, K+,dan Na+.
Adapun cara untuk meningkatkan KTK dengan pemberian Kapur (untuk meningkatkan pH), Bahan organik dan Zeolit. Kesimpulannya bahwa tinggi rendahnya KTK tanah ditentukan oleh kandungan liat dan bahan organik dalam tanah, tanah dengan KTK tinggi mampu mengikat lebih banyak molekul unsur hara kepermukaan partikel tanah dan sebaliknya. Tanah dengan KTK tinggi menunjukkan lebih subur.
Selanjutnya acara diskusi yang dipandu oleh Moderator beberapa peserta bimtek bertanya terkait buffer, pH, metode analisa KTK dan sebagainya. Dengan adanya bimtek online ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan stake holder khususnya yang terkait dalam bidang pertanian sehingga dapat mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. (ELW, LA, M.Is, AFS, Mtm).